🌧️ Pendidikan Keluarga Disebut Juga Pendidikan

Olehkarena itu orang tua disebut pendidikan alami atau pendidikan kodrat. Pembagian tugas dan peran dalam keluarga membawa konsekuensi dan tanggung jawab pada masing-masing peran itu dalam keluarga. Dalam keluarga juga ia mulai mempelajari cara-cara dan aturan berbuat dan berperilaku sesuai dengan norma sosial yang dianut masyarakat Pendidikanyang terjadi di lingkungan keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga disebut pendidikan inforrmal yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya dilaksanakan tanpa suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program waktu. TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN- Pemko Medan melalui Dinas Pendidikan Kota Medan menggelar kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran berbasis Information Technologi (IT)bagi guru Pendidikan Usia Dini (PAUD) dan guru Pendidikan Non Formal (PNF) se - Kota Medan di Hotel Madani, Selasa (2/8/2022).. Diharapkan kegiatan ini, dapat mewujudkan Visi dan misi Wali Kota Medan Bobby Nasution khususnya di Daritabel di atas nampak bahwa sejak triwulan akhir tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, pemerintah telah mengeluarkan dana BOS yang dampaknya diharapkan bisa membantu meringankan beban pendidikan bagi anak dari keluarga miskin ini tidak kurang dari Rp. ,-, disamping juga membantu meringankan beban pendidikan bagi anak lainnya HarianHaluan - Bharada E telah tetapkan sebagai tersangka dalam kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.Namun, Bharada E merasa banyak dipojokan dalam kasus tersebut, dan ia merasa sakit hati dianggap sebagai pembunuh Brigadir J. "Tersayat hatinya mendengar statemen-statemen seperti itu. Pembunuh. Pembunuh ya okelah kita terima kata pembunuh. Pendidikankeluarga dipandang sebagai pendidikan pertama dan utama. Dikatakan pendidikan pertama karena bayi atau anak itu pertama kali berkenalan dengan lingkungan serta mendapat pembinaan pada keluarga. Pendidikan pertama ini dapat dipandang sebagai peletak fondasi pengembangan-pengembangan berikutnya. Secaraideal Ogburn dan Bekker (dalam Arifin, dkk. 1989:12) merinci ada tujuh fungsi keluarga, yaitu (1) tempat menghasilkan keturunan, (2) perlindungan daN pemeliharaan, (3) pelayanan dan pengolahan hasil produksi ekonomi, (4) sosialisasi, (5) rekreasi, (6) pendidikan untuk anak-anak, dan (7) tempat pemeliharaan kasih sayang. ku7Nt. Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan disebut juga sebagai pendidikan? formal nonformal informal karakter kokurikuler Jawaban yang benar adalah C. informal. Dilansir dari Ensiklopedia, jalur pendidikan keluarga dan lingkungan disebut juga sebagai pendidikan informal. [irp] Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. formal adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. nonformal adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. [irp] Menurut saya jawaban C. informal adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban D. karakter adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. [irp] Menurut saya jawaban E. kokurikuler adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. informal. [irp] Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah. ANGGI AFRIANSYAH, Peneliti Sosiologi Pendidikan di Pusat Penelitian Kependudukan BRIN Ki Hadjar Dewantara 2013 menyebut tiga arena penting pendidikan yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pemuda. Dalam pandangan KHD di dalam paparannya mengenai pendidikan keluarga disampaikan beberapa pesan penting yang masih relevan hingga kini. Pertama, anak-anak harus dibesarkan dalam suasana penuh cinta kasih. Dalam suasana cinta kasih, menurut KHD, hilanglah rasa murka, egoisme, dan hadir perasaan ikhlas. Dalam pandangannya, limpahan cinta kasih sangat berfaedah pada pendidikan kebatinan. Kesucian, keridhaan, keikhlasan dari orang tua menjadi pendidikan bagi anak sebab mereka akan merasakan rasa mengenai kewajiban, perhatian, dan rasa cinta kasih. Kedua, pendidikan tak boleh hanya disandarkan pada sekolah. Anak-anak harus mendapat kesempatan yang banyak berkumpul bersama keluarga. Pertama, anak-anak harus dibesarkan dalam suasana penuh cinta kasih. Ketiga, pendidikan keluarga menjadi penting untuk mendidik budi pekerti. Dalam pandangan KHD, suatu kesalahan ketika orang tua sepenuhnya menyerahkan berbagai hal ke sekolah. Ia menyebut pendidikan budi pekerti tidak bisa dilakukan sambil lalu. KHD menyebut, alam keluarga yang terpenting untuk pendidikan anak. Ilmu parenting ala KHD tampaknya perlu mendapat perhatian ekstra dari pengambil kebijakan maupun orang tua. Di era industrialisasi, terjadi pembagian peran signifikan yang dilakukan oleh sekolah untuk mendidik, alam keluarga menjadi cenderung dipinggirkan dalam proses pendidikan. Di masa pandemi awal, semua kembali kepada keluarga sebab sekolah ditutup. Orang tua berjibaku mendidik anak di rumah. Orang dewasa di rumah, aktif membantu pengerjaan tugas juga perkara teknis agar pembelajaran optimal. Ini terjadi saat orang tua memiliki pemahaman memadai tentang materi, teknis pembelajaran, dan keluangan waktu. Orang tua berjibaku mendidik anak di rumah. Orang dewasa di rumah, aktif membantu pengerjaan tugas juga perkara teknis agar pembelajaran optimal. Ada keluarga yang mendapat berkah terselubung di masa pandemi. Akibat perjumpaan intensif di rumah, ikatan di antara anggota keluarga erat. Ada banyak obrolan, menemani anak belajar, juga aktivitas menyenangkan lainnya. Antaranggota keluarga lebih saling memahami. Namun, ini tak dinikmati banyak keluarga. Ada keluarga yang meski bekerja dari rumah tetapi punya beban ekstra menyelesaikan pekerjaan. Sehingga anak-anak justru tidak terperhatikan meski mereka selalu bersama di rumah. Paling menderita, tentu mereka yang marginal. Orang tua mereka mendapat PHK, lapak berjualan harus ditutup karena minim pelanggan, pemotongan gaji, dan tertimpa hal buruk lain. Untuk tetap bertahan, mereka melakukan apa pun. Sudah jelas, anak-anak di rumah tak mendapatkan pendampingan memadai. Dukungan untuk keluarga Ketika seseorang memutuskan menikah maka pemahaman mengenai dunia pernikahan yang kompleks dan menuntut tanggung jawab perlu menjadi perhatian. Ketika pasangan memutuskan memiliki anak, harus memiliki kesadaran besar merawat dan mendidik anak-anak. Ketika seseorang memutuskan menikah maka pemahaman mengenai dunia pernikahan yang kompleks dan menuntut tanggung jawab perlu menjadi perhatian. Maka, meski berkeluarga sangat personal, pemerintah perlu lebih memberi dukungan terhadap proses terbentuknya keluarga yang solid. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan keluarga menjadi lebih mendesak. Tentu bukan dengan membuat aturan yang merumitkan pengelolaan keluarga. Pada 2015 Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kemendikbud merilis buku “Roadmap Pendidikan Keluarga Edisi Revisi”. Pada buku tersebut dipaparkan pentingnya kemitraan orang tua, kurikulum pendidikan keluarga, mekanisme pengembangan kemitraan orang tua dan satuan pendidikan, dan laman pendidikan keluarga yang dapat diakses masyarakat. Buku ini memaparkan upaya pemerintah membangun pendidikan di level keluarga. Namun catatan yang penting diperhatikan, desain yang dibangun ada pada ruang pendidikan keluarga yang ideal. Padahal saat ini terdapat ragam kompleksitas saat bicara tentang fakta keluarga. Pada posisi tersebut, situasinya lebih problematis. Orang tua tunggal dan anak-anak yang dibesarkan butuh dukungan dari orang di sekitarnya. Tidak semua keluarga harmonis dan dalam keadaan ideal untuk mendidik anak. Dalam banyak kasus, orang tua tunggal terutama perempuan mendapat stigma buruk saat memutuskan berjuang mendidik anak seorang diri. Pada posisi tersebut, situasinya lebih problematis. Orang tua tunggal dan anak-anak yang dibesarkan butuh dukungan dari orang di sekitarnya. Anak-anak yang terdidik baik mendapatkan pengasuhan di berbagai ruang pendidikan dengan baik. Tidak hanya itu, terpenuhinya kebutuhan dasar seperti sandang, papan, pangan bagi anak-anak, menjadi bagian yang tak bisa ditawar. Kembali menengok pendidikan keluarga adalah ikhtiar penting dalam mendidik anak-anak Indonesia. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam kehidupan seorang anak. Pendidikan anak bukan berarti dimulai saat anak dimasukan ke sekolah, akan tetapi dimulai sejak ia lahir. Dimana rumah adalah sebagai sekolah pertama bagi anak. Rumah adalah suatu bangunan yang dijadikan sebagai tempat tinggal dalam jangka waktu tertentu dalam kehidupan manusia. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga yaitu untuk tumbuh, berkembang, bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, dan lebih dari itu rumah harus memberi ketenangan, kebahagiaan dan kenyamanan pada segala peristiwa kehidupannya. Dirumah terdapat anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda dan harus dilakukan demi terwujudnya keluarga yang harmonis,, rumah tangga yang aman damai dan sejahtera. Pendidikan pertama dimulai dari keluarga, biasa disebut sebagai Pendidikan Informal yang mana pendidikan informal dilakukan seseorang dari lingkungan keluarganya sendiri maupun lingkungan masyarakat. Oleh sebab itu sudah saatnya bagi masyarakat untuk mengubah pola pikir mereka terhadap pendidikan anaknya. Bukan hanya rumah yang menjadi tempat perlindungan dari panas dan hujan saja tetapi rumah sebagai sekolah pertama bukan berarti rumah yang memiliki banyak peraturan dan mengikat secara formal, akan tetapi rumah yang memiliki rasa kedamaian dan banyak pengetahuan di dalamnya. Orang tua juga harus menempatkan diri mereka sebagai guru utama bagi anaknya. Bukan hanya sebagai seorang yang selalu memberi penilaian kepada anaknya terhadap segala hal. Akan tetapi menjadikan diri mereka sebagai panutan serta pembimbing yang baik bagi anaknya. Dan juga menjadikan diri mereka sebagai sahabat yang baik bagi anaknya. Yang mengetahui segala aktifitas serta perasaan yang sedang dialami anaknya. Untuk itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mendidik anaknya. Pertama, Memberi Teladan Bukan Sekadar Contoh. Jika menginginkan anaknya baik dan saleh, maka sudah seharusnya orang tua mencontohkan sikap terbaik di depan anak-anaknya, karena bagaimanapun sikap anak tidak akan jauh dari apa yang ia lihat dari lingkungan sekitarnya. Maka dalam hal ini orang tua tidak cukup hanya memberikan contoh tetapi ia harus menjadi teladan bagi anaknya. Memberi keteladanan berarti melakukan hal tersebut setiap waktu, bukan hanya memberitahu, mengajarkan dan memberinya contoh sampai bisa lantas dibiarkan. Learn to know, learn to do, learn to Membentuk Karakter Bertanggung Jawab dengan Penugasan. Sebagian orang tua mungkin menganggap kasihan dan tidak tega jika anaknya diberi tugas untuk mengerjakan pekerjaan rumah, dan akhirnya ia akan menjadi anak manja dan malas bekerja. Memberikan kasih sayang bukan hanya dengan memanjakan, memberinya tugas juga bagian dari kepedulian orang tua terhadap anaknya agar ia terbiasa bertanggung jawab atas segala hal. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua membiasakan memberi tugas ringan sebagai edukasi bagi anak. Contohnya, membiasakannya merapihkan mainan setelah Nasihat, Pelita dalam Gulita. Pemberian nasihat kepada anak baik secara langsung maupun tidak langsung sangat diperlukan dalam proses pendidikan, Nasihat bisa dijadikan sebagai pengingat dan juga tuntunan hidup. Maka sudah seharusnya orang tua menasihati anak-anaknya tanpa bosan dan tanpa lelah. Keempat, Hadiah atas Keberhasilan dan Hukuman atas Kesalahan. Memberikan hadiah saat anak berhasil dan memberi hukuman ketika anak salah juga menjadi salah satu metode yang bisa diterapkan dalam mendidik anak. Hadiah tersebut bisa berupa pujian ataupun benda yang bermanfaat sesuai kebutuhan dan kesukaan anak. Adapun hukuman yang dimaksud adalah hukuman yang mendidik seperti memberi tugas, beban kerja, atau megurangi uang jajan. Kedua hal tersebut bisa memotivasi anak agar selalu berbuat baik dan juga berhati-hati dalam bertindak agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa didalam proses mendidik anak keluarga merupakan elemen penting yang memiliki peran utama untuk kemajuan dan perkembangan kecerdasan anak. Baik dalam hal psikologi, spiritual dan intelektual. Maka maasing-masing anggota keluarga memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda dan harus dijalankan sesuai dengan ketentuan yang ada, jika tugas dan tanggung jawab itu dijalankan dengan sebagai mana mestinya maka keluarga akan terbentuk keluarga yang harmonis sesuai dengan harapan baiti jannati rumahku surgaku.Dapat dikatakan juga pendidikan keluarga mempunyai arti penting sebagai wadah antara individu dan kelompok yang menjadi tempat pertama dan utama untuk anak bersosialisasi. Ibu, ayah, saudara adalah orang yang pertama bagi anak untuk mengadakan kontak dan tempat pembelajaran. Sedangkan Pendidikan utama yang paling penting diajarkan dalam keluarga adalah Pendidikan karakter, dan karakter Karakter kita terdiri dari kebiasaan-kebiasaan kita. Kebiasaan yang terbentuk semasa kanak-kanak dan remaja kerap bertahan hingga dewasa. Orang tua dapat mempengaruhi pembentukan kebiasaan anak mereka, dalam hal yang baik maupun yang dapat disimpulkan bahwa sebagai institusi pertama tempat berlangsungnya proses Pendidikan anak, maka orang tua sebagai penanggung jawab Pendidikan keluarga harus benar-benar dapat menyikapi kenyatan ini dengan benar dan mengkondisikan lingkungan keluarga dengan suasana Pendidikan. Pengkondisian ini dilaksanakan melalui pengajaran, pembiasaan, keteladanan yang bertujuan untuk membentuk Pendidikan utama yaitu Pendidikan karakter. Dengan adanya pengkondisian ini diharapkan anak-anak tumbuh dan berkembang sebagai manusia-manusia yang beradab, berpendidikan, dan berkarakter. InsyaaAllah dapat berguna bagi dirinya sendiri, agama, keluarga, dan masyarakat. Sehingga akan menjadi generasi yang berakhlaqul karimah. Lihat Humaniora Selengkapnya

pendidikan keluarga disebut juga pendidikan